Kebiasaan menyontek di
kalangan pelajar mungkin sudah menjadi hal yang biasa dilakukan atau bahkan
telah membudaya. Menyontek merupakan hal yang telah lumrah dilakukan para
pelajar. Bahkan tak jarang saya melihat atau mendengar seorang pelajar itu
bangga ketika ia menyontek. Apa sih sebenarnya background para pelajar itu
untuk nenyontek? Menurut saya, tidak ada hal khusus yang menuntut mereka untuk
menyontek. Mereka menyontek hanya simpel alasannya yaitu supaya memperoleh
nilai yang bagus, terutama saat ulangan. Namun setelah mereka mendapat nilai
bagus, lalu apa yang bisa mereka dapatkan, rasa puas? Terus terang kalau saya
pribadi, bila mendapat nilai bagus karena menyontek saya tidak akan puas.
Sebenarnya guru memberikan ujian kepada para siswa dalam bentuk ulangan harian
atau apa saja yang berwujud memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi
pelajaran yang telah disampaikan, kan hanya untuk menguji kemampuan para
siswanya. Bila nilai mereka baik dan sudah mencapai ketuntasan minimum maka
guru telah sukses menyampaikan materi pelajaran itu dan mungkin bisa
melanjutkan ke materi selanjutnya. Namun, bila nilai mereka jelek maka guru
kurang sukses dalam menyampaikan materi pelajaran dan tentunya guru harus mengerahkan
segala cara agar siswa-siswanya mampu mencapai standar ketuntasan minimum. Lalu
bagaimana ketika guru memberikan ulangan harian dan ternyata nilai semua
siswanya baik dan sudah mencapai standar ketuntasann minimum, padahal para
siswanya mendapatkan nilai baik itu karena menyontek. Tentunya dari pihak guru
sendiri akan berpikir bahwa para siswanya telah mampu menguasai materi yang
telah disampaikan dengan dibuktikan nilai mereka yang baik-baik dan sudah
mencapai standar ketuntasan minimum sehingga guru merasa tidak perlu mengulang
pelajaran. Padahal, yang terjadi sebenarnya para siswa belum dapat menguasai
pelajaran yang diberikan karena mereka mendapatkan nilai baik bukan karena
usaha sendiri. Siapakah yang rugi di sini? Para pelajar kan yang rugi? Bagaimana
tidak rugi, mereka yang menyontek kan sebenarnya masih perlu penjelasan
mengenai materi pelajaran dari guru, padahal hal itu tidak didapatkannya
disebabkan guru mereka sudah merasa para siswanya telah paham atau mampu
menguasai materi. Memang, pelajaran bisa tidak hanya dari guru saja, kita bisa
belajar sendiri, membaca buku, atau bertanya teman. Tapi kan tidak semua dari
siswa yang meyontek itu mau menutup ketidakpahaman mereka terhadap materi
pelajaran dengan hal-hal semacam itu. Yang ada malah mereka biasanya cuek dan
akan sadar betapa meruginya menyontek itu ketika telah menghadapi ujian-ujian
yang sesungguhnya seperti ujian kenaikan kelas atau Ujian Nasional. Oleh karena
itu mulai dari sekarang kita harus hilangkan budaya menyontek dari diri kita.
Pikiran-pikiran yang berbicara bahwa menyontek itu keren dan merupakan hal yang
lumrah harus kita buang jauh-jauh agar nantinya kita tidak menyesal dikemudian
hari.